Sunday, May 6, 2012

kenangan PMR putih abu-abu

Tulisan ini adalah ketika masih SMA, ketika lomba artikel PMI tingkat Jawa tengah . dan secara tidak senagaja menemukannya kembali.
silahkan di baca dan dinikmati..
Artikel ini juara 1 di tingkat jawa tengah lho...hahahahha

Bangun Solidaritas Bersama Palang Merah Remaja



Derai canda tawa mewarnai sebuah Yayasan Penyandang Anak Cacat hari itu......Ya, memang itulah yang kami inginkan dari pertama kami menuju tempat ini. Sebuah kado dari kami untuk saudara-saudara kami yang tercipta kurang sempurna di dunia ini. Di bawah naungan Palang Merah Remaja, kami ingin berguna bagi mereka. Kami ingin berbagi kebahagiaan. Kami ingin mereka tersenyum , supaya mereka bisa merasakan hangatnya dunia ini, bukan dinginnya dunia, hanya karena mereka terkalahkan oleh kekurangan. Meskipun kami hanya anggota Palang Merah Remaja, tapi menolong mereka semua adalah dorongan dari hati kami yang terdalam bukan sekedar karena kewajiban. Namun, itulah cara kami menunjukkan sedikit rasa soldaritas kepada saudara kami yang kekurangan dan membutuhkan kami. Masih adakah sedikit rasa itu di palung hati kita?

Tentang Solidaritas

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan kehadiran sesama agar dia bisa bertahan hidup. Tak bisa dipungkiri, kenyataan inilah yang melahirkan ikatan moral dan sosial yang berupa solidaritas antara yang satu dengan yang lainnya. Solidaritas, memang sering terdengar di telinga kita. Namun, apakah arti sebenarnya solidaritas itu? Solidaritas, secara etimologi berarti kesetiakawanan atau kekompakan. Sehingga solidaritas dipandang sebagai akar yang mengikat kehidupan di masyarakat. Menurut Adam Smith, solidaritas dirumuskan sebagai simpati, yang berarti kita tidak hanya ikut merasakan apa yang ada pada orang lain. Namun, kita juga menempatkan diri secara imajinatif bagaimana jika kita berada pada posisi tersebut. Secara otomatis, kita semakin terdorong untuk membantu menyelesaikan masalahnya semaksimal mungkin. Solidaritaspun kini telah berkembang. Solidaritas yang awal mula dalam penerapannya hanya sebagai sikap reaktif terhadap suatu musibah akibat suatu bencana yang dialami orang lain dengan berupa pemberian bantuan material. Namun, dalam masa kini, penerapan solidaritas sudah mencakup berbagai aspek kehidupan dalam pergaulan seperti ekonomi, politik, agama, pendidikan, dan lain-lain. Sebagai remaja yang telah beranjak memasuki masa dewasa, kita harus meningkatkan rasa solidaritas yang kita miliki baik di sekolah maupun di kehidupan bermasyarakat. Misalnya, dalam pergaulan berorganisasi, kita mampu menunjukkan dan meningkatkan rasa solidaritas itu dengan kasih sayang, perhatian dan berbagai kebaikan yang lain. Jangan sampai terjadi permasalahan, bahkan perpecahan di dalam tubuh organisasi kita hanya karena kurangnya solidaritas di antara anggotanya. Mengikuti oraganisasi kemanusiaan akan mampu membentuk pribadi dengan solidaritas tinggi. Karena titik kekuatan suatu komunitas ataupun organisiasi terletak pada solidaritas , kebersamaan, dan persatuan.

Palang Merah Remaja (PMR) sebagai Pembentuk Solidaritas

Palang Merah Remaja (PMR) merupakan suatu organisasi yang merupakan bagian kecil dari Palang Merah Indonesia (PMI) yang beranggotakan remaja sekolah yang belajar memiliki dedikasi kemanusiaan yang tinggi serta dididik menjadi insan yang berguna bagi sesama umat manusia dan diharapkan untuk membantu tugas mulia ke-Palang Merahan. Para anggota PMR kelak diharapkan menjadi seseorang yang tangguh, dapat melaksanakan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab, dan tanpa pamrih.

Menjadi anggota PMR adalah salah satu upaya kita untuk menunjukkan dan mengasah rasa solidaritas kita. Dengan berdasar 7 (tujuh) prinsip PMI, meliputi : Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan, anggota Palang Merah Remaja dididik menjadi manusia yang bersolidaritas tinggi. Solidaritas ini terungkap dalam bentuk komitmen dan tanggung jawab akan hidup dan nasib orang lain. Solidaritas inilah yang membuat anggota PMR merasa senasib dengan sesamanya. Sehingga akan terdorong secara moral untuk mengulurkan tangan membantu sesama dan mencapai tujuan bersama dalam organisasinya. Coba bayangkan jika Palang Merah Remaja tanpa didasari dengan solidaritas para anggotanya, tentu saja PMR tidak akan bertahan lama, jika tetap bertahan, mungkin akan memelas keadaanya. Solidaritas itu akan muncul ketika seseorang masuk dalam sebuah komunitas ataupun organisasi.

Penulis mengutip suatu ilustrasi menarik dari seorang ahli filsafat dan tafsir dari Iran, Muhammad Husin Tabataba’I tentang sebuah solidaritas. “ Anggota badan mempunyai tugas khusus dan memberikan sumbangan kesejahteraan badan dan pada saat itu juga memberikan sumbangan terhadap kesejahteraan anggota badan yang lainnya. Jika salah satu anggota badan tidak solider, sombong dan egois terhadap anggota badan lainnya, misalnya, jika mata menolak membantu pekerjaan kaki dalam berjalan atau mulut hanya mau mengunyah makanan namun tak mau menelannya, maka badan individu yang bersangkutan akan segera mati bersama dengan anggota badannya yang sombong dan egois itu.” Oleh karena itu, unsur solidaritas sangatlah perlu untuk membangun Palang Merah Remaja yang berkualitas dan tangguh. Jika kita adalah anggota PMR, maka PMRlah tempat kita bernaung, itu berarti sebagai anggota PMR sejati, kita adalah satu dalam tangan, satu dalam hati dan satu dalam tujuan untuk menunaikan tugas suci PMR.

Jangan Biarkan Solidaritas Pergi dari Tubuh PMR!

Ibarat membangun sebuah rumah, solidaritas adalah pondasi dari keberlangsungan PMR. Ketika pondasinya tidak kokoh, maka rumah pasti rentan roboh. Begitu pula dengan PMR, ketika para anggota PMR sedikit demi sedikit kehilangan solidaritasnya, baik solidaritas antar sesama maupun dengan orang lain maka semakin lama PMR akan semakin rapuh dan lemah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun solidaritas di tubuh PMR.Pertama, menanamkan kesadaran kepada seluruh anggota PMR bahwa tidak sepantasnya kita merasa benar sendiri (truth claim). Karena sikap truth claim merupakan awal manusia menganggap anggota lain adalah musuh dan menganggap bahwa dirinya sendiri yang terbaik. Sebagai organisasi kemanusiaan, tugas kita adalah mengabdi kepada orang-orang yang membutuhkan kita. Karena sikap truth claim inilah kita merasa bangga di tengah kesusahan orang lain, merasa tinggi di tengah kerendahan orang lain, merasa pintar di tengan ketidakbisaan orang lain, dan merasa kaya di tengah kemiskinan orang lain. Sikap ini tentu saja sanagt bertentangan dengan jiwa PMR yang menganggap saudara lain sederajat secara kemanusiaan sehingga kita bisa belajar untuk saling menyayangi, saling mengasihi, dan saling melengkapi.

Kedua, menghargai orang lain. Setiap anggota PMR tentu memiliki pendapat dan cara pandang masing-masing dalam menghadapi suatu masalah di dalam tubuh PMR. Perbedaan cara pandang tersebut hendaknya disikapi dengan bijaksana. Rajutlah perbedaan-perbedaan itu menjadi melodi kebersamaan yang indah dan harmonis. Suatu maslah dalam PMR berarti masalah bersama seluruh anggota PMR. Berbagailah satu sama lain dan singkirkan segala keegoisan yang selalu menempel di pikiran dan hati kita. Dengan begitu, solidaritas akan tumbuh di hati setiap individu anggotanya.

Ketiga, mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membangun solidaritas, baik solidaritas kedalam maupun solidaritas keluar kepada orang-orang yang membutuhkan. Palang Merah Remaja adalah sebuah organisasi kemanusiaan. Maka, hendaknya mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial berdasarkan nilai kemanusiaan. Sebagai contoh adalah kegiatan donor darah massal. Dalam mempersiapkan kegiatan itu, tentunya kita membutuhkan kerja tim yang kompak. Sehingga secara spontan, solidaritas akan muncul di hati setiap individu anggota PMR. Di sisi lain, kita juga membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan darah demi kelangsungan hidupnya. Selain itu, kegiatan anjangsana ke yayasan-yayasan sosial seperti panti asuhan, panti jompo, atau YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat). Betapa menyenagkan dan mulianya, jika kita bisa berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudara kita yang kekurangan dan membutuhkan.

Pepatah mengatakan “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Tidak ada cara lain untuk menyatukan para anggota PMR melainkan dengan menerjemahkan arti solidaritas secara benar. Seluruh anggota PMR adalah satu kesatuan. Satukanlah bebagai kepentingan, ambisi, keinginan menjadi satu tujuan kemanusiaan, tujuan PMR. Karena menjadi anggota PMR adalah memasuki sebuah komunitas, berarti kita memunculkan solidaritas yang tertimbun di hati kita, karena didalamnya terdapat visi dan misi, prinsip pemikiran, ideologi dan pandangan hidup yang sama tanpa harus menghilangkan kemerdekaan beraspirasi, berkreasi dan bekomunikasi.

Dan akhirnya, marilah kita berdiri tegak। Berjanjilah bahwa seluruh anggota Palang Merah Remaja adalah satu. PMR adalah sebuah bangunan, antara satu sendi dengan sendi bangunan yang lain saling menguatkan sehingga melahirkan suatu kekuatan yang besar. SIAMO!!!!!

No comments:

Post a Comment

Translate