Universitas adalah
tempat untuk memahirkan diri kita,bukan saja di lapangan technical and
managerial know how, tetapi juga di lapangan mental, di lapangan cita-cita,di
lapangan ideologi, di lapangan pikiran.Jangan sekali-kali universitas menjadi
tempat perpecahan.
(Soekarno,
Kuliah umum di Universitas Pajajaran, Bandung, 1958).
Berangkat
dari kutipan Bung Karno di atas akan menjadi sebuah sudut pandang mengapa tulisan
ini dibuat dan diharapkan akan mencapai tujuannya. Setiap tahun sebuah Univeristas
menerima ribuan mahasiswa baru di berbagai fakultas. Yang nantinya akan masuk
ke jurusan-jurusan yang merupakan satuan terkecil dalam lingkup sebuah
Perguruan Tinggi. Dan akhirnya nanti mahasiswa akan lulus dengan harapan mahasiswa mampu memenuhi semua
kriteria yang diinginkan dan ditetapkan oleh sebuah universitas. Dan jika kita
menengok ke Universitas Diponegoro, lulusan dengan kriteria COMPLETE (communication, Professional,leader,
Enterpreneur, Thinker, Educator) lah yang dinginkan.
Untuk
mencapai sebuah kriteria COMPLETE di setiap mahasiswa Universitas Diponegoro
memerlukan sebuah proses. Proses itu adalah kaderiasi. Kaderiasi meurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia berawal dari kata “kader” yaitu orang yang diharapkan
memegang peran penting di pemerintahan, partai, dsb. Tetapi tampaknya arti
tersebut terlalu dasar. Kaderisasi adalah proses pembentukan dan pengarahan
kader-kader yang nantinya diharapkan bisa mencapai sebuah tujuan yang
dirumuskan awal. Sesuai dengan tujuan Universitas Diponegoro maka tujuan
kaderisasinya adalah COMPLETE. Kaderisasi dilakukan secara berjenjang ataupun
bertahap sesuai dengan tingkatan mahasiswa dan dialkuakan secara terus menerus
selama mahasiswa tersebut menjadi mahasiswa di sebuah Universitas.
Kaderisasi
yang dilaksanakan berjenjang berawal dari tingkat jurusan. Dimana di tingkat
jurusan adalah awal seorang mahasiswa baru memasuki kehidupan kampus. Mahasiswa
baru adalah modal awal bagi kader-kader undip untuk mencapai COMPLETE.
Kaderisasi bagi mahasiswa baru dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan/
Program Studi (HMJ/HMPS) di setiap jurusan di Universitas Diponegoro. Karena
sistem yang berjenjang inilah, kaderisasi di tingkat jurusan untuk mahasiwa
baru menjadi hal yang sangat penting. Hal ini lah yang menjadi pembeda
kaderisasi di setiap jurusan, karena didlamnya ditanamkan cinta terhadap
jurusan dengan segala budayanya, untuk menjadi bangga terhadap Universitas
Diponegoro secara menyeluruh.
Lulusan
yang dinginkan oleh Universitas ini, tidak mungkin bisa dicapai jika mahasiswa
melewatkan sebuah proses kaderisasi tersebut. Karena banyak komponen-komponen
dari bagian COMPLETE tersebut tidak di dapatkan
di kelas perkuliahan. Tetapi ada dalam proses kaderisasi. Bukan mendewakan
kaderisasi, tetapi kaderisasi adalah bagian yang tidak bisa dihindarkan dari
proses pencapaian tujuan COMPLETE. Dengan kata lain, mahasiswa baru seharusnya
mengikutinya dengan dasar, itu untuk kebaikan mereka dan sebagai awal mereka
mendapatkan tujuan. Dialam kaderisasi nantinya mahasiswa baru akan diajak untuk
mengenal kampus secara lebih dalam dan pengembangan soft skill mereka. Mahasiswa baru akan di arah kan pada seorang
mahasiswa yang bekemampuan dan berketrapilan tinggi, yang tidak hanya mampu
bicara didepan kelas ketika kuliah, tetapi berani bertindak dan terjun ke
masyarakat ketika dibutuhkan.
Kaderisasi
adalah suatu pilihan, bukan merupakan sebuah kewajiban. Tetapi kaderisasi ini
akan sangat membantu dalam mencapi tujuan awal masuk ke Universitas Diponegoro
ini. Disini nanti akan diajarkan bagaimana mengubah pola pikir siswa menjadi
pola pikir mahasiswa. Kaderisasi bukanlah OSPEK, yang terlihat sebagai ajang
pembalasan dari senior ke juniornya. Tetapi disini adalah seorang yang mendidik
dan yang dididik. Antara kakak dengan seorang adik. Buka ketakutan yang
diinginkan oleh seorang pengkader kepada mahasiswa barunya, tetapi rasa
keteladanan untuk menjadi pribadi yang lebih baiklah yang diinginkan. Di dalam
kaderisasi ini juga, nantinya kan ditanamkan komponen penting, sperti
kedisiplinan, manajemen waktu, pembawaan diri, kerja sama kelompok, dan
kekuatan mental. Inilah yang nantinya akan sangat berguna dalam menjalani dunia
kerja ataupun kehidupan masyarakat. Tidak berhenti disitu, didalam kaderisasi,
past akan ada hal-hal yang mendukung sisi akademis mahasiswa yang akan sangat
menunjang dalam peningkatan kualitas mahasiswa dalam hal penelitian. Sungguh
sangat rugi ketika seorang mahasiwa baru melewatkan proses ini.
Secara
resmi, kaderisasi yang ada di Universitas diponegoro telah ditetapkan didalam
sebuah buku Pedoman kaderisasi yang di rancang oleh semua HMJ/HMPS disetiap
jurusan, yang kemudian di sahkan oleh pihak rektorat. Jadi, kaderisasi yang
dilakukan bukan kaderisasi yang asal-asalan, tetapi ini adalah kaderisasi
terkonsep. Kaderisasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Buku ini dibuat
mencakup semua aspek kaderisasi, dari alur, kurikulum, dan lain sebagainya. Dan
ketika ditanya tentang kelegalan kaderisasi di Universitas ini, maka buku ini
telah menjamin berlangsungnya kaderisasi yang legal dimana pelksanaanya
diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa di tingkat jurusan yang diawasi oleh
birokrasi.
Jadi,
akan menjadi sebuah kepincangan ketika akademis tidak dibarengi dengan sebuah
proses kaderisasi. Kaderisasi berujung pada sebuah tujuan mahasiwa COMPLETE
yang tidak hanya mahir dalam menjadi eksekutor di lapangan, tetapi menjadi
konseptor di balik layar. Kaderisasi akan terasa indah ketika telah mencapai tujuannya.
Kaderisasi akan terasa menyenangkan ketika ada niat awal untuk menjalankannya. Ketika
tidak ad niat unutk menjalankannya, maka kaderisasi tidak akan menghasilkan
sebuah aksi yang besar dalam mencapai tujuannya. Karena inilah, mahasiswa
beranggapan, kaderisasi itu tidak penting, karena mereka tidak mendapatkan
tujuan awalnya.
No comments:
Post a Comment